Tidak ada bosan-bosannya para anggota Dewan yang katanya terhormat di DPR sana mengeluarkan atau melakukan kebijakan yang mengundang kontrasepsi! Eh, kayanya ada yang salah nih...sebentar ya, saya buka KBBI dulu, oh ok, maksud saya kontroversi. Ya! DPR ternyata masih senang memainkan emosi rakyat Indonesia yang katanya mereka wakili, siapa yang tidak kesal mendengar berita dari Senayan yang menghambur-hamburkan uang rakyat, dengan borosnya mereka menghabiskan biaya Rp. 2 Miliar untuk renovasi toilet, Rp. 3 Miliar untuk renovasi ruang parkir dan yang paling fantastis Rp. 20 Milyar untuk renovasi ruang sidang Badan Anggaran DPR (Banggar DPR). Belum lagi berhembus kabar adanya biaya pengadaan kalender yang menelan biaya Rp. 1,3 Milyar dimana kalender yang memuat foto-foto kegiatan para pimpinan DPR tersebut akan dibagikan keseluruh anggota dewan, dimana setiap anggota Dewan akan mendapatkan jatah 20 kalender!, wuidih banyak bener!...mau jualan kalender?! Memangnya masih kurang tunjangan-tunjangan alay bin lebay yang didapat dari uang rakyat?!. Setiap hari semakin mengherankan tingkah polah mereka yang sekali lagi katanya memperjuangkan nasib rakyat, silakan tanyakan kepada mereka, rakyat yang mana yang mereka perjuangkan?
Renovasi ruang rapat Banggar DPR yang menelan biaya hingga Rp. 20 Milyar benar-benar memuakkan, kenapa? Harga kursinya yang tercantum dalam rincian biaya renovasi mencapai Rp. 24 juta, per kursi! Padahal kursi bermerk Vitra dengan tipe D Trim buatan Jerman itu di internet ‘hanya’ berharga Rp. 9 jutaan! Mark-up? Korupsi? Mbok ya, kalau anda berada tepat didepan tong penuh sampah dan mencium bau kurang enak yang menyengat tidak usahlah bertanya “Ini bau sampah ya?” saya kasih pantun dulu deh, nih! Cabai merah rasanya pedas, ya sudah jelas! Memalukan menuntut fasilitas berlebihan dengan kinerja yang masih jauh dari kata cukup apalagi memuaskan, sedangkan tidak jauh dari Senayan beberapa siswa sekolah mempertaruhkan nyawanya meniti jembatan satu-satunya yang dapat membantu mereka menuntut ilmu disekolah, yang itupun belum tentu bermanfaat untuk digunakan mensejahterakan kehidupan mereka kelak, jangan dulu menyebut gedung sekolah yang sudah tak layak pakai dan cenderung mengancam jiwa para siswa, itu hanya akan membuat anda semakin berdosa karena mendorong anda untuk mencaci-maki para pendosa di gedung beratap hijau disana. Mubazir namanya jika kursi semahal itu hanya dipakai untuk tidur sewaktu rapat, apalagi jika tidak digunakan karena ada yang tidak hadir, kata pak Ustadz, mubazir itu perbuatan setan...DASAR SETAN!!! hahahaha
Anggaran yang dihambur-hamburkan atau digunakan dengan boros oleh DPR untuk renovasi-renovasi tersebut berasal dari rakyat, dari pajak yang diambil dari rakyat, sebagian besar diambil dari buruh-buruh yang digaji dengan standar UMR dimana dengan gaji yang bila dibandingkan dengan biaya hidup mungkin sama saja dengan menyebut peribahasa “Lebih besar pasak daripada tiang”, mereka harus berhemat dan cermat dalam mengatur penggunaannya agar minimal kebutuhan primer keluarganya terpenuhi, syukur-syukur ada kelebihan agar bisa disimpan lebih lama dalam mesin ATM atau dibawah kasur lusuh. Sangat tidak bijaksana uang yang dikumpulkan dari keringat rakyat ini digunakan dengan seenaknya, asal-asalan dan serampangan, memalukan sekali sikap anggota dewan yang lagi-lagi katanya terhormat. Nah! Kalau punya temen, saudara, atau anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan orang lain alias tidak mandiri tapi punya sifat boros akut, ndableg dan cenderung tidak tahu malu mirip-mirip seperti benalu yang merugikan selalu, janganlah membuang energi menghardik mereka dengan kata-kata panjang lebar seperti “Ah dasar lu boros akut, ndableg dan cenderung tidak tahu malu mirip-mirip seperti benalu yang merugikan selalu!” ada kata yang lebih simpel namun jauh lebih merendahkan dan menghinakan, tapi alangkah bijaknya apabila kata tersebut tidak pernah keluar dari mulut anda, semarah-marahnya anda kepada orang tersebut jangan katakan “Ah dasar lu anggota DPR!” apalagi “Ah dasar lu, Banggar!”
Ilustrasi : Jembatan Rusak di Lebak, Banten.
Note : Ini gue tulis dan gue publish di blog Tumblr gue dulu pas lagi rame-ramenya Banggar DPR berencana 'bancakan' duit rakyat.