Laman

Kamis, 31 Juli 2014

Jangan-jangan...?!


Akhir-akhir ini saya merasa terlalu mudah menemukan pertikaian, perseteruan, perkelahian dan sebangsanya baik itu di layar kaca, media cetak, radio atau bahkan  social media. Semua berlomba-lomba menunjukkan dirinyalah yang paling berhak, paling pintar dan paling benar. Mungkin anda pernah mendengar sebuah cerita Sufi mengenai Gajah dan beberapa orang yang tak mampu melihat, nah ini hampir miriplah.... J

Katakanlah begini, ada empat orang (maaf) berkebutuhan khusus yang tidak mampu melihat sejak lahir yang seumur hidupnya belum pernah mengetahui bentuk hewan yang bernama Gajah, mereka pun malu menanyakan kepada orang lain yang pernah melihatnya , dan mereka benar-benar dibuat penasaran oleh bentuk hewan yang pernah menjadi raja hutan itu, lalu suatu hari mereka mendengar  ada rombongan sirkus yang akan mengadakan pertunjukkan di kota mereka, dan mereka mendengar akan ada pertunjukan Gajah di sirkus tersebut, salah seorang dari mereka memiliki ide agar mendatangi pertunjukan tersebut untuk mengetahui seperti apa sih makhluk ciptaanNya yang bernama Gajah itu, akhirnya mereka sepakat untuk mendatangi arena dimana pertunjukkan tersebut akan berlangsung, beberapa jam sebelum pertunjukan dimulai, singkat cerita (yah beginilah kalau penulis malas... lho? Yang penting kan tidak mengurangi esensinya? *ngeles :p ) 

Setelah tiba  di arena mereka menemui dan menyampaikan maksud kedatangan kepada sang pemilik sirkus dan pawang Gajah, akhirnya mereka ditemani oleh sang pawang yang baik hati dan senang membantu mempersilakan mereka untuk masuk ke kandang Gajah yang besar dan kokoh itu, “Nah, tuan-tuan...beberapa langkah di depan tuan-tuan terdapat seekor hewan bernama Gajah yang sangat jinak, mohon maaf saya tidak dapat mendampingi tuan-tuan karena harus melakukan persiapan untuk pertunjukan hari ini, silakan tuan-tuan mencari tahu dengan cara masing-masing mengenai hewan tersebut, waktu tuan-tuan hanya sepuluh menit karena setelah itu Gajah ini akan dipersiapkan untuk pertunjukan.”,  “Oh, baik om pawang, terimakasih.”, jawab mereka serempak, lalu tanpa membuang waktu keempatnya lalu berhamburan melangkah menuju sang Gajah. Orang pertama menangkap belalai sang Gajah, “Oh, ternyata Gajah seperti ini ya, panjang, lunak dan meliuk-liuk.” ujarnya dalam hati, sedangkan orang yang kedua mendaratkan kedua telapak tangannya kepada telinga sang Gajah, “Ternyata Gajah itu tipis, lebar, luas dan kasar seperti karpet.”, Gumamnya menyimpulkan. “Aduh!”, seru orang yang ketiga ketika ternyata ia menabrak tubuh besar sang Gajah, lalu ia membentangkan kedua tangan dan mulai mengusap-usap tubuh sang Gajah, “Waaah, ternyata Gajah itu seperti tembok, keras namun berkerut dan ada rambutnya juga ya.”. Orang yang keempat ternyata berjalan terlalu menepi, kedua tangannya masih bergerak kesana-kemari dan jari-jemarinya pun masih meraba-raba di udara, dengan hati-hati ia melangkah, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika kesepuluh jarinya menyentuh jeruji baja kandang sang Gajah tersebut, ia tertegun, indera perabanya bergerak kesana-kemari, lalu menyentuh, meraba, menggenggam dan menarik jeruji-jeruji itu, “Lho, ternyata Gajah  itu...”, kalimatnya terhenti,  ia berfikir sejenak lalu melanjutkan kalimatnya, “Hmmm, Gajah ternyata keras, dingin dan kuat seperti tiang listrik hanya sedikit lebih kecil.” Setelah itu ia langsung kembali menuju pintu kandang dengan mantap sambil tersenyum puas. Ketiga orang dari mereka meski memang benar menyentuh sang Gajah namun hanya menyentuh satu bagian saja, dan keliru memahaminya.

Seberapa banyak dalam kehidupan nyata, seorang pemimpin, seorang pengambil keputusan, pemuka agama, atau bahkan seorang yang bertanggung jawab atas hajat hidup orang sangat banyak ternyata adalah orang yang keempat, yang memegang jeruji baja namun meyakini kalau bagian tubuh sang Gajahlah yang telah ia pegang. Atau bisa saja orang yang keempat ini berwujud media massa, pengendali opini publik, aparat dan penegak hukum atau...jangan-jangan mereka, kalian, kami, kita, anda atau saya juga termasuk golongan orang yang keempat ini??? Astagfirullah.