Laman

Rabu, 30 Juli 2014

Gigitan yang menyadarkan.


Sebuah pertandingan liga Inggris menampilkan Derby Manchester antara Manchester United menjamu Manchester City di Old Trafford, sebuah pertandingan yang sangat ditunggu oleh pecinta sepak bola terutama liga Inggris, babak pertama baru saja berakhir dan untuk sementara Manchester City unggul satu gol dari rival sekotanya itu. Jeda waktu 15 menit menuju pertandingan di babak kedua saya gunakan untuk memesan seporsi nasi goreng dari penjual langganan yang sedang mangkal tidak jauh dari rumah pada saat itu, dengan tidak lupa berpesan agar memberi acar lebih banyak, yeahhhh...i love acar, yang jomblo pasti gak punya acar! Halah, apa sih?! :D

Babak kedua baru saja berlangsung lima menit, begitu juga seporsi nasi goreng hangat yang menebarkan aroma penggoda perut lapar baru saja tiba di hadapan saya dan siap disantap. Setelah menunggu beberapa saat agar suhunya cukup bersahabat dengan mulut, Bismillah...Akhirnya suapan pertama telah sukses membuat indera pengecap berpendapat nasi goreng ini maknyuussss!. Di lanjutkan dengan suapan-suapan selanjutnya tanpa mata ini berpaling dari layar kaca yang menampilkan perpindahan bola dari kaki ke kaki dengan cepat dan sesekali meninggalkan lapangan pertandingan, lalu bola melambung tinggi, memantul di kepala seorang pemain, dan tidak lama kemudian bola di dribble hingga ke depan gawang lawan dimana ia hanya berhadapan dengan sang penjaga gawang, pemain tersebut pun mengambil ancang-ancang untuk menendang bola untuk mengubah kedudukan, ya! ia telah menendangnya dan apa yang terjadi?, tidak terjadi apa-apa...sang bola masih enggan masuk ke dalam gawang rupanya.

Entah pada suapan keberapa, saya mengunyah sesuatu yang menimbulkan suara cukup renyah dan tiba-tiba sang indera pengecap hanya mampu menerjemahkan rasa pedas yang di temani oleh sensasi panas di seluruh rongga mulut, dan mulutpun terbuka lebar secara spontan untuk meminimalisir rasa pedas tersebut, lalu saya cepat-cepat mengambil air minum dan meminumnya segera. Rasa pedasnya memang berkurang namun belum sepenuhnya hilang, saya pun tertegun dengan wajah berkeringat dan mata berkaca-kaca, acara makan malam tertunda untuk sementara karena bagi saya tidak ada nikmatnya makan dengan lidah yang ‘terbakar’ dan hanya mampu mengecap rasa pedas. Hmmm...nampaknya saya tanpa sengaja telah memasukkan cabai dalam suapan nasi goreng dan mengunyahnya dengan penuh semangat. Setelah itu saya selalu memastikan setiap suapan selanjutnya tidak terdapat ‘hal-hal yang tidak diinginkan’, belajar dari pengalaman. J

Disadari atau tidak, saya cukup sering menjalani kehidupan ini seperti makan nasi goreng sambil menonton TV, eh, menonton TV sambil makan nasi goreng. Tidak mampu menentukan prioritas, terkadang berbagi fokus dalam melakukan beberapa hal secara bersamaan mendatangkan hasil yang kurang maksimal atau bahkan justru mengecewakan dan yang lebih parah apabila sampai merugikan orang lain, saya bersyukur hanya mengunyah cabai pada saat makan nasi goreng sambil menonton TV, eh, menonton TV sambil makan nasi goreng. Bayangkan apabila saya merampok uang rakyat sambil menjadi wakil rakyat, atau menjadi pelanggar hukum sambil menjadi aparat penegak hukum, atau yang terparah, menjadi Presiden di negara yang memiliki banyak sekali masalah yang belum terselesaikan dan perlu disegerakannya tindakan sambil membuang-buang waktu dengan membuat empat album yang tidak bermutu.

Note : Ini gue tulis pas MU dibantai 6-1 sama Manchester City (23 Oktober 2011) dan presidennya masih SBY, langung gue posting di blog, etapi blog Tumblr gue diterminated. :(