Assalamualaikum,
Selamat
Pagiiiiii......
Ada yang udah nonton film The Avengers?
Seru dong pastinya? saya yakin kita semua sepakat tuh film Special effectnya canggih banget! keren!. Saya merasa ada beberapa hal dalam
film itu yang kalo dipikir-pikir kayaknya gak jauh-jauh dari kehidupan ataupun
aktivitas kita sebagai Leader,
serta banyak hal yang bisa kita ambil
dari film tersebut, meski mungkin cara atau sudut pandang kita melihat dan
menilainya agak berbeda, tapi gak masalah kok, toh perbedaanlah yang bikin
manusia berkembang dan sejauh ini perbedaan jualah yang telah berhasil
menghindarkan manusia dari kepunahan. Coba bayangkan seandainya semua manusia
sama...jenis kelaminnya???
Oke, sekarang saya mencoba untuk menuliskan
beberapa adegan di film itu yang menurut saya very inspiring, apa aja sih?, langsung aja kita saksikan
bersama-sama adegan yang saya maksud, eh sebentar, saya pencet tombol replay dulu ya *mencet tombol replay...nah, ini dia! *mencet tombol play
Satu.
Sang Captain America berdiri diatas
sebuah mobil patroli Polisi didepan sepasukan polisi, dan memberikan perintah
kepada polisi-polisi tersebut untuk melakukan beberapa hal termasuk membuat
perimeter sepanjang 39th Street untuk
melindungi warga sipil, tapi seorang polisi (kayaknya
sih, do’i komandannya tuh pasukan Polisi) menolak untuk ngelakuin perintah
Captain America dan malah bertanya, “Et
dah! Siape lu?! Ngapa gua musti nurutin ape kate lu?!?!”, (Ternyata komandannya orang betawi Bojong J) Belum sempet Captain
America menjawab, tiba-tiba ada beberapa prajurit Chintauri yang langsung
menyerang sang Captain, dan Alhamdulillah dengan sigapnya sang Captain berhasil
mengalahkan semua prajurit Chintauri yang
menyerangnya. Melihat kejadian tersebut yang berlangsung persis di depan matanya, sang Komandan Polisi tadi
gak pake ba-bi-bu lagi langsung balik badan dan memberi komando ke anak buahnya
untuk melakukan apa yang tadi sudah Captain America perintahkan.
Moral
of Story.
Saya lupa pernah baca kalimat “You have achieved excellence as a leader
when people will follow you everywhere” dimana, apalagi siapa yang bikin
kalimat itu. Mari kita bahas satu point di adegan ini, Captain America
memberikan jawaban dari sebuah pertanyaan melalui sebuah action, yang membuktikan bahwa memang ia pantas untuk memimpin, pantas
untuk di dengar, Respect tidak
diberikan kepada kita tapi kitalah yang harus meraihnya. Kita pernah dalam
posisi sebagai orang yang dipimpin, tentu kita pahami bersama bahwa apa yang
kita inginkan belum tentu itu juga sebenarnya yang kita butuhkan, kadang-kadang
kita justru membutuhkan sesuatu yang gak kita inginkan. Mari kita ingat kembali
Apa yang kita inginkan dari orang yang memimpin kita? Apa yang kita butuhkan
dari orang yang memimpin kita? Ketika kita mengalami suatu kondisi yang sulit,
apa yang kita harapkan akan dilakukan oleh pemimpin kita untuk membantu kita?,
bagaimana kita ingin diperlakukan oleh pemimpin kita?, saat sedang demotivasi
apa yang ingin kita dapatkan dari pemimpin kita?, sedang bingung?, sedang
melakukan kesalahan? , sedang butuh solusi?, sedang ingin didengar? Atau sedang
galau?. Tentu kita sudah menemukan
jawabannya, jawaban-jawaban itulah yang mungkin bisa kita jadikan pedoman aksi
kita dalam menghadapi Dinamika Globalisasi di era Informatika (Apaan
tuh artinya?!) *buka KBBI *garuk2 kepala (Tetep gak ngerti juga saya) J. Intinya
ya kurang lebih perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin di perlakukan,
Ikhlas membantu, lakukan apa yang kita mampu serta perlu lakukan, tumpahkan
semua yang kita ketahui dan mereka
butuhkan, kasih cara-cara baru ke mereka, kalaupun kita melakukan sebuah kesalahan
atau kekurangan, meminta maaf dengan tulus atas hal tersebut justru akan
semakin mempererat ikatan lho. Let say, semua manusia yang lahir ke
dunia sudah di bundling dengan fitur
yang namanya Sense, kita ngerasa kok
kalo ada orang yang punya niat tulus, atau ada yang melakukan sesuatu dengan
sekuat tenaga untuk kebaikan kita, meskipun mungkin hasilnya ke mereka belum
maksimal. Sense itulah yang memercikan api-api Chemistry sehingga mereka juga
dengan Tulus memberikan yang terbaik untuk kita, atau bahkan melakukan suatu
hal yang luar biasa bahkan tanpa kita minta.
Dua.
Iron
Man sedang terbang di antara gedung-gedung kota Manhattan, menghindari kejaran
para prajurit Chintauri yang terus menembakinya sambil sesekali balas menembak.
Gak lupa Iron Man dan prajurit-prajurit Chintauri berhenti sebentar pas lampu
merah di Traffic Light prapatan
Manhattan menyala, lalu mulai deh kejar-kejaran lagi begitu lampu Ijo yang
gantian nyala. Di puncak sebuah gedung yang tinggi-tinggi sekali (eh, kaya lagu naik-naik ke puncak Gunung
ya?), Hawkeye mengamati kejadian itu
beberapa saat, terus dia ngasih saran ke Iron Man untuk terbang melalui
celah-celah sempit dan tikungan-tikungan tajam, karena berdasarkan pengamatan
Hawkeye, ia melihat fakta kalo para prajurit Chintauri memiliki kesulitan untuk
mengubah arah atau berbelok dengan cepat dan tepat pada saat terbang. Iron Man nurutin aja
sarannya Hawkeye, ia mengubah cara terbangnya, ia mulai terbang di sudut sempit
diantara gedung-gedung, melakukan manuver-manuver ekstrim, mengubah arah
terbang secara tiba-tiba, belok gak make nyalain lampu sign sampai terbang didalam parkiran sebuah gedung. Terbukti hasil
pengamatan Hawkeye kagak salah!, beberapa pesawat Chintauri terlihat menabrak
gedung gara-gara gak bisa belok dengan baik, ada juga para prajurit Chintauri
yag terjatuh dari pesawat karena gak mampu mengendalikan pesawatnya hingga
bahkan sebuah pesawat Chintauri menabrak Gerobak tukang Es Dawet Asli
Banjarnegara di pinggir jalan sampe meledak. Merasa sangat terbantu dengan
saran yang diberikan Hawkeye, gak lupa Iron Man bilang Makasih ke Hawkeye “Woi mas brooo, Maturnuwun Sanget yo, hebat!
Sarane panchen manteppp!!!”, dengan tersipu-sipu dan pipi yang merona
Hawkeye membalas “Sama-sama ya
cyiiinnnn...That’s what a friend for”.
Moral of Story.
Well, kalo kita lagi ada di lantai 6 sebuah
gedung dan ngeliat keluar jendela, kita bisa ngeliat hal-hal yang enggak bisa
kita liat dari lantai dasar, lantai 2 atau bahkan lantai 5 sekalipun. Tapi
tetep, ada hal-hal yang gak bisa kita liat dari lantai 6 dan kita harus dengan
sukarela ataupun terpaksa menaiki tangga untuk bisa sampai ke lantai 7, supaya
kita bisa ngeliat apa yang gak bisa diliat dari lantai 6. Begitupun seterusnya.
Gimana kalo gak mau naik ke lantai yang lebih tinggi?, pandangan kita akan
terbatas dan akan menjadi semakin terbatas, karena dunia akan selalu bergerak
tanpa mempedulikan kita ikut bergerak atau tidak. Oh, bisa sih kita minta
diceritain temen kita yang udah di lantai lebih tinggi apa aja yang dia liat, yakin?. Mari kita
saling mengingatkan dan mendorong untuk selalu mengembangkan diri agar kita
semua selalu mampu melihat dari posisi yang lebih tinggi, mampu memberi solusi
terbaik atas kendala apapun yang kita temui, agar mampu melakukan hal-hal yang
bukan hanya memang sudah seharusnya kita lakukan, tapi juga mampu melakukan
sesuatu yang mungkin belum terpikirkan untuk dilakukan. Toh, gak perlu jadi
Manager atau CEO dulu kan untuk bisa berpikir seperti Manager atau CEO?
“A leader is one who sees
more than others see, who sees farther than others see, who sees before others
do”
-Leroy
Eims-
Tiga.
Komandan
Fury sedang Skype-skypean dengan para Dewan (Gak
tau deh nama Dewannya apa, yang pasti bukan Dewan 19 karena gak ada Ahmad Dhani
disana J), yang kayanya sih Dewan itu
bos-bosnya komandan Fury, serta memiliki power
yang jauh lebih gede dari si Fury.
Mereka membahas kondisi kota Manhattan yang lagi di invasi sama prajurit
Chintauri, melihat jalannya pertempuran antara Tim Avengers dengan Tim Chintauri,
Dewan tersebut sangat pesimis jika Tim Avengers akan mampu keluar sebagai pemenang,
ditengah keputus asaan Dewan melihat situasi dan kondisi kota Manhattan, mereka memutuskan untuk
menghancurleburkan pasukan Chintauri bersama dengan kota Manhattan melalui Misil Nuklir. Tentu
saja Komandan Fury menentang Keras keputusan Dewan tersebut, ia memberikan
argumen-argumen tajam ke Dewan agar Dewan membatalkan keputusan itu, tapi
sia-sia, kewenangan Komandan Fury dilucuti. Tapi ia gak menyerah,si Dodo makan
Tomat, Bodo Amat! Pikir komandan Fury ia
tetap berusaha sekuat tenaga menggagalkan peluncuran Misil Nuklir, sayang
Moral of Story.
Ada beberapa cara dan sisi untuk
melihat inspirasi dari adegan ini, saya mencoba untuk melihat dari sisi yang
mungkin kurang populer atau bahkan cenderung kontroversial, tentu ada risikonya,
but i’ll take it. Kita sepakat bahwa
tidak ada satu manusia pun yang lahir sama persis dengan manusia yang lain,
setiap manusia adalah Unik! Ada yang berpendapat kalo salah satu penyebab lambatnya
Negara ini maju adalah terbiasanya penduduknya “diseragamkan”, bukan! Bukan
masalah di wajibkan make seragam dari TK sampe SMU, kalo itu sih Jepang juga
begitu, tapi toh Jepang udah maju kemana tau di banding kita, iya gak?. Ini
lebih ke penyeragaman standar (Contoh : kalo cewek cantik tuh harus berkulit
putih dan berambut panjang) dan pola pikir melalui keseragaman sumber dan isi
informasi.
Komandan Fury dianggap ‘aneh’ ketika
berencana menghidupkan kembali proyek The Avengers, tapi ia yakin proyek itu
akan berhasil, apakah ia berhasil karena ia yakin akan kemampuan The
Avengers?. Katakanlah begini, Komandan
Fury berhasil karena ia sudah lebih dulu melihat hasil dari apa yang akan dia
lakukan dan perjuangkan! Nah, karena dia sudah melihat hasil dari sesuatu yang
belum dia lakukan, maka dia akan mudah untuk ditempelin label seperti aneh,
gila, freak, geek, nerd dan
sebangsanya. Sejarah sudah mencatat nama-nama seperti Gadjah Mada, Albert
Einstein, Thomas A. Edison, Wright Brothers hingga Henry Ford. Di jamannya, apa
label yang diberikan kepada mereka?, Tapi sekarang?. Komandan Fury masih
beruntung, dia mendapat kesempatan untuk mengerjakan apa yang sudah dia lihat
hasilnya sebelum dikerjakan. Bukankah banyak orang yang tidak seberuntung
Komandan Fury?, Karena kita lebih senang menghakimi daripada memahami, kita
mati-matian menuntut untuk dipahami tapi boro-boro mau untuk memahami. Kalo
anda lagi laper banget lalu ada seorang tukang masak yang mau memasakan sebuah
menu yang bernama Bradwurst mit weich gekochte Ei buat anda, jangan di recoki, ntar
gosong! J Gak jadi makan deh, padahal udah laper
banget kan?! Betapa seringnya kita menasihatkan “jadilah dirimu
sendiri!”. Tapi berapa kali kita mengatakan itu kepada diri kita sendiri?
Seolah kalimat itu tidak lagi cocok bagi mereka yang berlabel pemimpin.
Padahal, justru pemimpinlah yang paling membutuhkan nasihat itu. Jika tidak,
mereka hanya akan diombang-ambing oleh system nilai dan teori-teori dari luar. Be Authentic!
Nah,
begitulah kiranya hal-hal yang dapat saya sampaikan, apabila ada hal-hal yang
baik itu datangnya dari Allah S.W.T sedangkan apabila ada kekurangan itu
datangnya dari saya, Mohon maaf atas kekurangan tersebut, Wa billahi taufiq wal
hidayah, wassalamualaikum. (eh, jadi
berasa khotbah Jum’at J
)
Note : Ini gue tulis dan gue posting dulu pas nih film baru main di Bioskop. Gue share juga ke teman2 sekantor, kalo sekarang udah basi ya masukin Microwave aja...biar anget. :p